Simposium Sejarah “Hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo”, Bupati Antonius Ginting: Pemkab Karo Mengedepankan Budaya Sebagai Fondasi Utama

Karo2767 Dilihat

Medan, Karosatuklik.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo menegaskan komitmennya dalam pembangunan berbasis budaya melalui kehadiran langsung Bupati Karo, Brigjen, Pol. (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting, Sp.OG, M.Kes, dalam Simposium Sejarah bertema “Hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU) di Medan, Kamis (8/5/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Gedung T. Amin Ridwan, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, ini dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Rektor III USU, Ketua Umum Karo Foundation Mayjen TNI (Purn.) Musa Bangun, Ketua Dewan Pembina Karo Foundation Batara Brahmana, serta Dekan FIB USU, Prof. Dr. Dra. T. Thyrhaya Zein, M.A.

Mengawali sambutannya, Bupati Karo Antonius Ginting menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Karo memberi apresiasi yang sangat tinggi kepada Karo Foundation dan FIB USU yang menggelar Simposium Sejarah bertema “Hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo”.

“Penggalian nilai-nilai sejarah dari Kerajaan Aru atau Haru menjadi bagian penting dari strategi Pemkab Karo dalam membangun identitas kultural yang kokoh dan inklusif di tengah perkembangan zaman,” kata Bupati.

“Dengan adanya simposium ini diharap kedepan seluruh historis mengenai Suku Karo dapat terarsipkan dengan baik,” ujarnya.

The Paradise of Karo Highland

Lebih lanjut Bupati Antonius Ginting menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Karo, saat ini tengah fokus mewujudkan visi “The Paradise of Karo Highland” dengan menjadikan budaya sebagai salah satu fondasi utama pembangunan.

“Simposium ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Karo yang mengedepankan budaya sebagai fondasi utama. Kami tengah mengusung visi The Paradise of Karo Highland, dan budaya adalah napas dari kepariwisataan serta daya saing daerah kita,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Karo, sambung Antonius Ginting, memandang penting kerja sama lintas sektor dalam pelestarian sejarah dan budaya, termasuk kemitraan strategis antara akademisi, tokoh masyarakat, dan pemerintah. “Simposium ini menjadi momentum memperkuat sinergi tersebut demi pelestarian dan pengembangan peradaban Karo yang berakar kuat pada sejarah,” terangnya.

Karo Foundation akan Mengembangkan Riset dan Pelatihan Berbasis Budaya

Ketua Umum Karo Foundation, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, turut menekankan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari kontribusi masyarakat adat Karo dalam pembangunan daerah, khususnya dalam bidang budaya dan pendidikan.

“Karo Foundation hadir sebagai kekuatan sosial masyarakat Karo. Program ini kami gagas bersama akademisi USU, dan kami ingin ke depan ada kerja sama konkret, termasuk dalam pengembangan talenta budaya, sejarah, dan seni tradisional,” kata Musa Bangun.

Ia juga membuka peluang adanya kerja sama kelembagaan antara Karo Foundation dan FIB USU melalui nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan riset dan pelatihan berbasis budaya lokal.

“Dengan pendekatan kolaboratif antara Pemkab Karo, dunia akademik, dan masyarakat adat, simposium ini diharapkan menjadi tonggak awal dalam membangun ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan dan mampu memperkuat posisi Kabupaten Karo sebagai salah satu pusat peradaban budaya di Sumatera Utara,” tegasnya.

Enam Nara Sumber Paparkan Kajian Ilmiah Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Karo

Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Simposium Dr Drs Edi Sumarno M Hum mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya konkret menggali latar belakang sejarah, kebudayaan, dan peradaban Karo melalui pendekatan ilmiah.

Secara khusus Edi Sumarno mengaku, panitia telah mengundang enam narasumber.
Narasumber pertama adalah Direktur Sejarah dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan RI yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Pusat, Prof Dr Agus Mulyana.

Ia akan memaparkan makalah berjudul Pentingnya Kesadaran Sejarah dan Penguatan Identitas Suku, Etnik Karo dan Relasinya dengan Kerajaan Aru.

Narasumber kedua ialah Guru Besar Antropologi UNIMED Prof Dr Erond L Damanik M Si. Ia menyampaikan makalah berjudul Hubungan Aru dan Karo dalam Pendekatan Antropologi.

Selanjutnya narasumber ketiga, sambung Edi, akan hadir Peneliti Warisan Budaya Dunia (World Heritage) yang juga mantan Ketua Pusat Kajian Arkeologi USM Malaysia Prof Dr Mochtar Saidin, dengan judul makalah Penelitian Sejarah Berbasis Pendekatan Arkeologi, Hubungan antara Aru dan Karo.

Berikutnya akademisi USU yang juga Ketua MSI Cabang Sumatra Utara, Dr Suprayitno M.Hum, PhD akan tampil sebagai narasumber keempat, dengan makalah berjudul Sejarah Hubungan Kerajaan Aru dan Perkembangan Peradaban Karo.

Untuk narasumber kelima, sambung Edi, akan hadir Pamong Budaya Ahli Madya Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat pada Kementerian Kebudayaan RI Dr Julianus Limbeng M Si dengan makalah berjudul Relasi Kerajaan Aru dan Etnik Karo dalam Perspektif Kebudayaan.

Sedangkan sebagai narasumber terakhir, pihaknya juga menghadirkan Peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah, Arkeologi Bahasa dan Sastra pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Repelita Wahyu Oetomo M.Si dengan makalah berjudul Relasi Kerajaan Aru dan Suku Karo: Pengalaman Studi Lapangan.

“Dengan hadirnya para praktisi ini, besar harapan kita relasi antara Kerajaan Aru dengan peradaban Karo mendapat legitimasi ilmiah, sehingga meningkatkan antusiasme dan semangat para peneliti melakukan kajian ilmiah tentang sejarah kebudayaan dan peradaban Karo,” kata Edi. (R1)

Baca Juga:

  1. Kerja Tahun Kuta Medan 2024 Diwarnai Pemecahan Rekor MURI dan Menari Bersama Tari Mbuah Page
  2. Catatan Redaksi, Kota Medan Semakin Bergeliat di Usia 431 Tahun
  3. Catatan Redaksi, “Soekarno-Moh Hatta, Todongan Senjata Mayor Selamat Ginting Dan Tol Medan – Berastagi”
  4. Patung Pahlawan Nasional Jamin Ginting Berdiri Kokoh di Nol Kilometer Jalan Jamin Ginting Kota Medan
  5. Catatan Redaksi, Kota Kabanjahe Layak Dinobatkan Kota Pahlawan

Komentar