Kabanjahe, Karosatuklik.com – Pertarungan Pilkada Kabupaten Karo selalu menarik untuk diulas. Kejutan dan adu strategi selalu mewarnai pesta demokrasi di daerah itu. Uniknya lagi, PDI Perjuangan (PDIP) belum pernah menang di Pilkada Kabupaten Karo sejak kontestasi politik itu dilaksanakan secara langsung. Sulitnya PDIP menang di Kabupaten Karo yang nota bene merupakan “kandang banteng” PDIP itu sendiri, menjadi bahan diskusi yang menarik untuk dikaji. Sementara di Pemilu Legislatif, PDIP selalu memenangi kursi terbanyak di DPRD Karo.
Dari Ruang Studio News Redaksi Karosatuklik.com Jalan Pahlawan Kabanjahe, Kabupaten Karo, jajaran Litbang dan Redaksi akan mengulas sosok jagoan PDIP di pilkada Karo 2024 ini.
Sekedar mengingatkan kembali, berdasarkan catatan Redaksi Karosatuklik.com, paslon Pilkada Karo 2024 yang hanya diperebutkan tiga paslon tergolong paling sedikit bila dibandingkan dengan Pilkada sebelum-sebelumnya.
Jika di Pilkada 2005, ada 6 paslon, di Pilkada 2010 ada 10 paslon, pilkada 2015 ada 7 paslon dan pilkada 2020 ada 5 paslon.
Robert Tarigan, SH selaku Pimpinan Redaksi menyampaikan bahwa, salah satu faktor lemahnya dukungan kepada calon PDI Perjuangan di Kabupaten Karo selama ini, karena tidak memiliki tokoh berpengaruh yang dapat menarik pemilih. Padahal, dalam marketing politik dibutuhkan strategi endorsements tokoh yang berpengaruh sebagai pengepul suara atau vote getter.
Ia menuturkan, dengan fenomena tersebut, mestinya mendorong elit PDIP melakukan evaluasi secara menyeluruh, dengan melakukan penelitian yang tersistematis untuk menggali dan mengetahui apa sebenarnya penyebab jagoan PDIP selalu kandas dalam empat kali Pilkada atau sejak 2004 silam. Sehingga, penelitian dapat menghasilkan rekomendasi valid dan terukur untuk menyusun strategi meningkatkan akseptabilitas dan elektabilitas dalam pertarungan pilkada 2024.
Untuk meluluhkan hati masyarakat Karo yang memerlukan pendekatan membumi, persuasif dan beradaptasi dengan budaya lokal. Tidak cukup dengan cara-cara parsial, seporadis, dan instan.
Berangkat dari fakta politik itu, mungkin elit PDIP telah melakukan evaluasi strategi kontestasi Pilkada atau melakukan analisa ketika pilkada terakhir kemarin yang digelar pada, 9 Desember 2020, di Pilkada 2024 ini, PDIP menampilkan kejutan yakni tokoh muda yang energik dan visioner yakni Deputi II di Kantor Staf Presidenan (KSP), Abednego Panca Putra Tarigan duet Edy Suranta Bukit yang juga merupakan Ketua Badan Pengurus Pusat Mamre GBKP.
“Mereka adalah figur muda yang tentunya lebih lincah dan gesit dibanding tokoh lainnya. Bagaimanapun, pemuda lebih energik dalam bekerja dibanding tokoh yang sudah tua,” ucapnya. “Mereka adalah figur muda yang tentunya lebih lincah dan gesit dibanding tokoh lainnya. Bagaimanapun, pemuda lebih energik dalam bekerja dibanding tokoh yang sudah tua,” ucap Robert Tarigan yang pernah dua kali lolos seleksi nasional menjadi Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku (FJPP) sebuah program Dewan Pers bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masa pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021.
Ia pun menilai Abednego Tarigan dan Edi Suranta Bukit bisa saja memenangkan Pilkada Karo yang dihelat pada 27 November 2024 mendatang, meski penuh dengan tantangan. Sosok pasangan muda ini bisa dijual figurnya, tetapi perlu kerja keras, team work solid dan program yang memiliki inovasi agar diterima masyarakat.
Meski begitu, sambung Robert Tarigan, SH, dalam politik apapun bisa terjadi. Tergantung strategi dan kerja kerja politik yang terukur serta kerja keras mesin partai PDIP dan semua tim. Waktu yang akan menjawab segalanya.
Lantas bagaimana sosok Abednego Tarigan?
Masih banyak yang tidak tahu sosok Abetnego Tarigan. Ternyata diam-diam selama ini sudah banyak berbuat untuk Kabupaten Karo. Sebutlah misalnya masalah relokasi pengungsi Sinabung. Selaku Deputi II Kantor Staf Pesiden (KSP) bidang pembangunan manusia, Abetnego Tarigan sudah berperan menjembatani sejumlah keluh kesah Pemkab Karo terkait penanganan musibah Gunung Sinabung ke istana Presiden RI.
Perlu diingat juga bahwa masalah relokasi pengungsi Sinabung cukup pelik dan kompleks. Penyelesaian masalah relokasi melibatkan lintas instansi dan kementerian, tidak semudah membalik telapak tangan.
Bisa dikatakan Abetnego Panca Putra Tarigan SE, MSi yang masih menjabat sebagai Deputi II Kantor Staf Pesiden (KSP) bidang pembangunan manusia ini turun gunung membenahi kampung halamannya. Lahir di Pematang Siantar, 1 Juni 1976. Pendidikan terakhir Magister (S2), status menikah dan memiliki seorang putra yang diberi nama Lukas Aloken Guerrero Tarigan.
Riwayat Jabatan dan Pengalaman Berorganisasi
Riwayat Jabatan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (2016-2019), Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (2012-2016) dan Direktur Eksekutif Sawit Watch (2002-2012)
Sementara jabatan non struktural diantaranya, anggota tim pelaksana percepatan Reforma Agraria Pusat (Amanat Perpres 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Reforma Agraria), anggota Panitia Antar Kementerian dan atau antar non kementerian penyusunan Rancangan Peraturan Presiden Tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria (2022).
Anggota Tim Penyusunan Pidato Kenegaraan Presiden Tanggal 16 Agustus 2021, Kementerian Sekretaris Negara (2021), anggota Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (2020 – sekarang).
Anggota Tim Percepatan Penyelesaian Konflik Agraria dan Penguatan Kebijakan Reforma Agraria (2021), anggota Satgas Covid – 19 Nasional (2020 – 2022), anggota Dewan Pengelolaan Persampahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (2017 – 2019).
Panel Pengarah Penanganan Kasus-Kasus Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (2015), anggota Tim Evaluasi dan Monitoring Perijinan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (2015), dan anggota Tim Pengkajian Hukum, Penegakan Hukum Penataan Ruang dalam Kerangka Otonomi Daerah, Badan Pembinaan Hukum Nasional (2014).
Untuk riwayat pendidikan yakni di Universitas Indonesia (UI) Magister Ilmu Lingkungan, Institut Bisnis Nusantara – Sarjana Ekonomi. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pematang Siantar, Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Pematang Siantar dan Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus, Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Selanjutnya, Pendidikan non gelar yaitu Singapore Civil Service College, Leader Governance Programmme Massachusetts Institute of Technology, Innovation for Sustainability Secretary of State of US, International Visitor Leadership Program RECOFTC Indonesia The Center for People and Forests, Sustainable Livelihood Approach NRM Indonesia, Economic Valuation of Natural Resources.
Hasil kerja kerasnya, sehingga Ia mendapat tanda jasa Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia, tahun 2023. Sementara riwayat organisasi diantaranya Wakil Ketua Umum, Persatuan Intelijensia Kristen Indonesia (2020 – Sekarang), Pengurus Alumni UI, Sekolah Ilmu Lingkungan – ILUNI SIL (2022 – Sekarang), Inisiator dan deklarator, Poros Hijau Indonesia (2018).
Sebagai Ketua Dewan Pengurus, International NGO Forum on Indonesian Development – INFID (2014 – 2017), anggota Komisi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (2014 – sekarang). Dewan Pengampu, Public Interest Lawyer Network (2014 – 2019), Badan Pengawas, Transformas untuk Keadilan Indonesia (Tuk Indonesia) (2013 – 2022), Komite Eksekutif, Friends of the Earth International (2014 – 2016), anggota Majelis Friends of the Earth Asia-Pacific (2012 – 2014).
Selain itu, dirinya juga sebagai Dewan Penyantun Badan Registrasi Wilayah Adat (2010 – 2012), Program Advisor, Kelompok Kerja Hutan Kerakyatan (2009 – 2016), Badan Eksekutif, Roundtable on Sustainable Palm Oil (2008 – 2012), Dewan Pengarah, Civil Society Forum on Climate Justice (2007 – 2012) dan Pengurus Alumni Institut Bisnis Nusantara (2006 – sekarang) serta anggota Sawit Watch (2004 – sekarang).
Berbekal sebagai Deputi II Kantor Staf Pesiden (KSP) Bidang Pembangunan Manusia di level elit nasional dan seabrek pengalaman berorganisasi, dengan track record yang mumpuni, Abetnego Panca Putra Tarigan SE, MSi menjadi harapan PDIP meruntuhkan ‘mitos’ PDIP tak pernah menang di Pilkada Karo. Dalam pertarungan politik apapun bisa terjadi. Waktu 80 hari lagi harus dimaksimalkan oleh mesin partai PDIP didukung Partai Buruh serta seluruh tim yang terlibat dalam pemenangan Pilkada Karo 2024 yang akan dihelat pada 27 November mendatang.
Dalam satu kesempatan aktivis lingkungan itu mengaku dalam waktu tersisa sebelum pemilihan pada 27 November 2024 mendatang, bersama tim dan pendukung akan terus melakukan kerja kerja pemenangan untuk peningkatan popularitas dan elektabilitas termasuk sosialisasi program kerja unggulan yang akan disampaikan ke masyarakat.
Hal yang paling penting menurut Abetnego Tarigan saat ini adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk memilihnya, dengan ide dan gagasan segar dalam memajukan Kabupaten Karo. Berbekal pengalaman, track recod, jaringan dan link yang ia miliki lama bertugas sebagai Deputi II di Kantor Staf Presidenan (KSP), Abednego Panca Putra Tarigan bersama Edy Suranta Bukit (ABDI) yakin bisa membawa kemajuan bagi Kabupaten Karo.
“Dalam proses ini kita fokus untuk memperkuat kehadiran kita di masyarakat. Bagaimana dengan tawaran ide dan gagasan kita memberi dampak positif dan produktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karo,” ucapnya.
Kabupaten Karo Menyambut Pemimpin Baru
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun ini di Kabupaten Karo menghadirkan dinamika baru. Pasalnya, incumbent Cory Sriwaty Sebayang sudah dipastikan tidak maju dalam kontestasi Pilkada ke lima sejak 2004 silam.
Gerindra selaku partai yang dinaungi Cory Sriwaty Sebayang resmi mengusung pasangan Antonius Ginting – Komando Tarigan. Sementara Partai Golkar tempat Theopilus Ginting (Wakil Bupati Karo) bernaung telah memberi dukungan kepada pasangan Tino Mimana Sinuraya – Onasis Sitepu.
Tanpa kehadiran incumbent, Pilkada kali ini menawarkan peluang besar bagi tiga paslon menjadi pemimpin baru untuk menonjol dan mendapatkan dukungan masyarakat.
Pertarungan Politik Semakin Terbuka dan Adil
Dengan tidak adanya incumbent, kompetisi menjadi lebih terbuka dan adil, memberikan kesempatan yang sama bagi semua kandidat. Termasuk memperebutkan suara ASN Pemkab Karo semakin kompetitif bagi ketiga kandidat.
Pilkada tanpa Incumbent, angin segar bagi ketiga paslon kontestan. Sebab, hadirnya petahana dianggap cukup mempengaruhi medan pertarungan politik karena cukup mudah memainkan perannya untuk berkomunikasi ke seluruh lapisan masyarakat dan berpotensi menjadi lawan yang cukup berat. Tentunya, kesempatan terbuka ini menjadi peluang besar bagi para calon untuk beradu ide dan gagasan program dan kekuatan politik.
Bagi calon-calon baru, absennya incumbent menjadi peluang emas mendulang suara untuk menunjukkan kemampuan dan membumikan visi mereka.
Tanpa bayang-bayang pejabat sebelumnya, para kandidat harus lebih kreatif dan inovatif dalam merancang dan meracik strategi kampanye dan program kerja yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kompetisi yang lebih terbuka memacu calon-calon baru untuk mengedepankan program-program unggulan yang dapat menarik perhatian pemilih.
Mereka harus berfokus pada isu-isu lokal yang mendesak, seperti di sektor pertanian, pariwisata, pendidikan, kesehatan dan lainnya termasuk peningkatan infrastruktur, layanan publik, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Absennya incumbent dianggap sebagai kesempatan emas untuk memperkuat demokrasi lokal. Tanpa incumbent, pemilih dapat menilai kandidat berdasarkan program kerja yang inovatif, konkrit dan kapasitas mereka, bukan sekadar popularitas atau rekam jejak jabatan sebelumnya.
Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Kandidat baru harus menghadapi berbagai rintangan, seperti keterbatasan sumber daya dan keharusan membangun jaringan serta basis dukungan yang kuat, terstruktur dan solid. (Redaksi1)
Komentar