Sorong, Karosatuklik.com – Sebagaimana diketahui banyak pelaku pariwisata, Raja Ampat adalah kabupaten di provinsi Papua Barat dengan julukan surga kecil yang jauh ke bumi karena terkemuka sebagai destinasi wisata indah yang sudah terkenal di berbagai belahan dunia.
Untuk menjangkau kabupaten Raja Ampat di kawasan Indonesia timur itu, baik saat datang maupun pulang, wisatawan harus transit di daerah tetangga kota Sorong.
Sebab itu Sorong terkenal sebagai kota transit wisata atau disebut juga daerah penyangga bagi pariwisata kabupaten Raja Ampat.
Kota Sorong menjadi daerah transit wisata ke kampung Raja Ampat antara lain karena memiliki infrastruktur bandara berstandardisasi nasional yang didarati oleh semua jenis pesawat dari luar Papua.
Tidak hanya itu, kota Sorong juga unggul di bidang infrastruktur pelabuhan laut dengan julukan pintu masuk ke tanah Papua. Sebab semua kapal penumpang milik PT Pelni dari wilayah barat Indonesia sandar terlebih dahulu di kota Sorong, sebelum melanjutkan pelayaran ke daerah lain di Papua.
Sedangkan infrastruktur bandara dan pelabuhan yang terletak di Kabupaten Raja Ampat itu sendiri disebut belum standar nasional yang bisa didarati oleh pesawat berbadan lebar sehingga semua wisata baik domestik maupun mancanegara transit di kota Sorong barulah melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat menggunakan kapal cepat angkut penyeberangan.
Ada pula pesawat kecil jenis Twin Otter namun jadwal penerbangan tidak setiap hari. Sebagai besar wisatawan memiliki jalur transportasi laut karena lancar setiap hari dari Kota Sorong menuju Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat.
Kapal cepat angkutan penyeberangan dari kota Sorong menuju kabupaten Raja Ampat setiap hari dua pelayaran yakni pelayaran pagi pada pukul 09.00 WIT dan pelayaran siang pada pukul 14.00 WIT.
Begitu pula dari Kabupaten Raja Ampat ke kota Sorong setiap hari dua pelayaran yakni pelayaran pagi pada pukul 09.00 WIT dan pelayaran siang pada pukul 14.00 WIT.
Apabila wisatawan tiba di kota Sorong dengan menggunakan pesawat sebelum pukul 09.00 WIT bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat baik pelayaran pagi maupun siang hari. Sedangkan wisatawan yang tiba di kota Sorong dengan penerbangan di atas pukul 14.00 WIT harus bermalam di kota Sorong keesokan harinya baru melanjutkan perjalanan.
Pulang dari Raja Ampat ke daerah asalnya di luar Papua, wisatawan harus menyesuaikan jadwal kapal penyeberangan ke Sorong dengan jadwal penerbangan di bandara agar tidak ketinggalan pesawat.
Bila wisatawan mendapat tiket pesawat dengan jadwal penerbangan pagi maka berarti harus menginap semalam di kota Sorong, sebab kapal angkutan penyeberangan berangkat dari Raja Ampat pagi pukul 09.00 tiba di kota Sorong siang pukul 12.00 WIT.
Sedangkan wisatawan yang jadwal penerbangan di atas pukul 12.00 WIT dapat langsung melanjutkan perjalanan ke daerah asalnya.
Sebagai daerah transit wisata Raja Ampat, kota Sorong mendapatkan manfaat besar pada sektor jasa penyediaan akomodasi, pelayanan makan dan minum, serta kegiatan hiburan untuk membangkitkan perekonomian daerah.
Sektor jasa
Perhotelan adalah salah satu sektor jasa yang merasakan manfaat langsung aktivitas transit wisatawan menuju ke kabupaten Raja Ampat. Meskipun masih pandemi COVID-19, namun tingkat hunian kamar hotel di kota Sorong terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS kota Sorong menyebutkan bahwa tingkat hunian kamar hotel daerah tersebut hingga Juni 2022 mencapai 60,97 persen.
Kepala BPS kota Sorong, Merry menyebutkan bahwa pihaknya mencatat tingkat penghunian kamar hotel daerah itu hingga Juni mencapai 60,97 persen atau naik 20,2 persen dibandingkan periode Mei 2022 sebesar 40,77 persen.
Rata-rata lama menginap tamu mancanegara dua hari sedangkan tamu domestik satu hari. Peningkatan penghunian kamar hotel tersebut menunjukkan sektor pariwisata mulai membaik setelah dua tahun lamanya mati akibat COVID-19.
Ia mengutarakan harapannya agar dengan membaiknya sektor pariwisata, maka kondisi perekonomian bagi berbagai kalangan masyarakat di kota Sorong pun dapat pulih kembali.
Berdasarkan data terakhir pemerintah daerah 2019 total jumlah hotel berbintang dan penginapan sebanyak 28 yang tersebar pada 10 distrik atau kecamatan di kota Sorong siap melayani wisatawan.
Selain itu, bandara dan pelabuhan laut yang megah tentunya menjadi faktor utama Sorong sebagai kota transit wisata Raja Ampat bahkan daerah lain di sekitarnya yang sedang mempromosikan destinasi wisata seperti Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, dan Tambrauw.
Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan bahwa kota tersebut hanya mengandalkan sektor jasa sebagai sumber utama pendapat asli daerah karena tidak memiliki potensi sumber daya alam seperti kabupaten Raja Ampat dan beberapa daerah di sekitarnya.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah daerah didukung pemerintah pusat fokus membangun infrastruktur yang menunjang sektor jasa untuk peningkatan pendapatan daerah.
Menurutnya, pemerintah daerah mengupayakan agar Bandara Domine Eduard Osok dibangun megah dan didarati semua jenis pesawat guna mendukung pariwisata di kabupaten Raja Ampat.
Begitu pula dalam transportasi laut, pelabuhan diharapkan dapat dibangun megah lengkap dengan Garbarata agar penumpang kapal Pelni tidak basah saat hujan.
Dengan demikian wisatawan transit dapat menginap dengan nyaman di kota Sorong sebelum melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat maupun daerah sekitar lainnya, sehingga tentu dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak.
Dikatakan bahwa selain Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele be Solu, pemerintah juga membangun 10 Puskesmas berlantai dua pada 10 distrik atau kecamatan dengan fasilitas lengkap dan pelayanan 24 jam bagi masyarakat serta wisatawan apabila membutuhkan pelayanan kesehatan.
Wali Kota Sorong juga mengemukakan pihaknya sedang membangun pasar modern di Rufei Distrik Sorong Barat serta stadion sepakbola di wilayah kampung baru, yang rencananya bakal diresmikan sebelum masa jabatannya usai.
Dengan semakin baiknya berbagai infrastruktur pendukung yang ada di Kota Sorong, maka ke depannya juga diharapkan bisa melesatkan kinerja sektor pariwisata di Raja Ampat, Papua Barat. (Ant)