Penerima Bansos Tunai akan Divalidasi Ulang

Berita, Nasional824 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Kementerian Sosial (Kemensos) memperpanjang program bantuan sosial tunai (Bansos Tunai/BST) hingga 2021. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada keluarga peneriman manfaat (KPM) yang belum menerima BST.

“Untuk penerima BST, saya minta dilakukan validasi ulang agar penerimanya tidak orang yang itu-itu saja. Masih banyak yang membutuhkan,” ujar Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara, saat menghadiri kegiatan penyaluran bansos di Kantor Pos Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat, 20 November 2020.

Diperpanjangan program BST bertujuan untuk menjaga pemulihan ekonomi nasional sejumlah 10 juta KPM pada 34 provinsi. Adapun anggaran yang disiapkan untuk menyalurkan BST sebesar Rp12 triliun.

Selain BST, program bansos pangan program sembako juga diperpanjang utk 18,8 juta KPM, dengan anggaran yang disiapkan sebesar Rp45,12 triliun.

Keputusan memperpanjang ini merupakan bentuk kehadiran Kemensos di tengah-tengah masyarakat untuk membantu masyarakat kurang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya selama masa pandemi covid-19 ini.

Verifikasi ulang bantuan pemerintah

“Saya sebagai Mensos senantiasa berjuang dan selalu berusaha agar para penerima bantuan pada masa pandemi ini tidak bertambah susah karena terkena dampak covid-19,” ujar Mensos Juliari.

Pada kesempatan itu, Mensos Juliari memberikan BST dan bantuan pangan non tunai (BPNT) kartu sembako kepada 40 KPM di Kantor Pos Kecamatan Taman. Pemberian diberikan kepada perwakilan KPM dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Untuk Kecamatan Taman, jumlah KPM penerima BPNT kartu sembako sebanyak 21.124 KPM. Tersebar di 10 desa, senilai Rp4,2 miliar. Masing-masing KPM mendapatkan Rp200 ribu per bulan.

Kemudian, sebanyak 4.065 KPM tercatat menerima BST yang tersebar di 21 desa, senilai Rp1,2 miliar. Masing-masing KPM mendapatkan Rp300 ribu per bulan.

Selain di Kabupaten Pemalang, Kemensos juga mengadakan penyaluran BST dan BPNT kartu sembako kepada 40 perwakilan KPM di Kantor Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jateng.

Untuk Kecamatan Karanganyar, jumlah KPM penerima BPNT kartu sembako sebanyak 5.227 KPM. Tersebar di 13 desa, senilai Rp1,045 miliar. Masing-masing KPM mendapatkan Rp200 ribu per bulan.

Kemudian, sebanyak 1.227 KPM tercatat menerima BST yang tersebar di 13 desa, senilai Rp368 juta. Masing-masing KPM mendapatkan Rp300 ribu per bulan

“Dengan adanya bansos, diharapkan bisa tepat sasaran, tepat waktu, dan sesuai target yang ditetapkan dalam mendukung pemulihan ekonomi dan ketahanan ekonomi secara nasional,” ujar Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos Asep Sasa Purnama.

Direktur PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menambahkan bahwa alokasi penerima BST di Jawa Tengah sebanyak 1,2 juta KPM. Tahap satu hingga delapan telah terserap 97,2 persen.

Demikian juga di Purbalingga sebanyak 25.712 KPM. BST tahap satu hingga delapan telah terserap 98 persen. Di Kecamatan Karanganyar sebanyak 1.021 KPM, penyaluran tahap satu hingga delapan mencapai 99,1 persen.

“Hari ini akan kami serahkan BST tahap 9. Mestinya diberikan Desember, tapi diberikan lebih awal pada pekan keempat November. Semoga apa yang diberikan Kemensos sesuai instruksi Presiden dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Faizal.

Kabupaten Karo

Menteri sosial dan bupati karo

Sebelumnya, Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, MH bersama Ketua DPRD Sumatera Utara, Drs Baskami Ginting, temui Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari P. Batubara dalam rangka menyerahkan surat permohonan bantuan sosial, Kamis (19/11/2020) di lantai 2 Kemensos Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Mensos mengaku akan merealisasikan, bantuan sosial untuk korban bencana kebakaran pajak tradisional Berastagi, dengan rinci kios dan bale bale 535 unit dan 8 unit rumah, kedua, terkait bantuan isi perlengkapan rumah tangga relokasi pengungsi Gunung Sinabung di kawasan Siosar tahap III jumlah 892 KK dan ketiga, bantuan untuk penyandang disabilitas yang terdiri dari kursi roda, tongkat 3 kaki, alat bantu dengar, dan kacamata baca di Kabupaten Karo. (R1/medcom.id)