Petani Karo Dihimbau Menggunakan Pestisida Tidak Berlebihan

Berita2603 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Penggunaan pestisida sangat dibutuhkan karena mencegah meluasnya penyebaran OPT, menjaga produksi tanaman, menjaga kualitas produk di gudang. Tetapi sayangnya, petani kita masih menggunakan pestisida secara berlebihan.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Ir Metehsa Purba, menjawab karosatuklik.com, Jumat (02/10/2020) petang di Kantor Dinas Pertanian, Jalan Veteran Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Menyikapi trend masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) telah menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat.

Menurut Metehsa Purba, dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena telah diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman, lanjutnya.

Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen.

Informasi dosis atau konsentrasi anjuran untuk setiap jenis OPT pada tanaman tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida. “Jika penggunaan pestisida tidak berlebihan, biaya produksi pertanian kita masih wajar-wajar,” ucapnya.

“Pestisida merupakan bahan beracun dan bisa berdampak negatif jika berlebihan. Itu sebabnya perlu dikelola dengan penuh kehati-hatian,” sebutnya.

Penggunaan pestisida kimia yang overdosis membuat hama dan penyakit tanaman menjadi resisten. Hama juga menjadi lebih pesat perkembangbiakannya. “Bahkan, dampak lebih lanjut penggunaan pestisida kimia yang berlebihan juga merusak tanah,” katanya.

Faktor lain yang menyebabkan biaya pestisida tinggi adalah frekwensi penyemprotan pestisida juga sangat tinggi sampai 4-5 seminggu. Hal ini menyebabkan penggunaan pestisida menjadi banyak, tapi tidak efektif dan justru merugikan pertanian kita sendiri, katanya.

Sebenarnya, sambung Metehsa Purba, semua produk pertanian yang dihasilkan petani Karo tergolong sangat baik, karena sudah terbentuk sebagai budaya leluhur (bertani). Bertani secara organik sebenarnya bukan hal baru bagi petani Karo.

Leluhur Karo yang dikenal tangguh dan ulet dalam pertanian sudah mewariskan cara bercocok tanam secara konvensional dengan menggunakan bahan-bahan alamiah, tuturnya.

“Masalahnya, petani kita tidak sabar, serba ingin cepat, akhirnya penggunaan pestisida berlebihan. Kalau masih sesuai takarannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Metehsa. (R1)