Rusia Siap Ajari Indonesia Kembangkan Teknologi Nuklir Biar Kapal Selam Australia Tidak Sombong

Nasional1683 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Pada 15 September 2021 lalu, AS, Australia, dan Inggris mengumumkan pembentukan pakta keamanan baru AUKUS, yang kemudian ditentang banyak pihak termasuk Indonesia dan Rusia.

Tak hanya Rusia dan China yang jadi musuh bebuyutan Amerika, Indonesia juga menanggap AUKUS yang dibentuk AS, Australia dan Inggris bisa memicu perlombaan senjata di kawasan.

Dalam AUKUS sendiri Australia direstui dan akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan teknologi Amerika.

Berdasarkan kesepakatan itu, Australia juga berencana untuk melengkapi angkatan bersenjatanya dengan rudal jelajah AS.

Kongkalikong Australia, AS dan Inggris ini bahkan sempat membuat murka Prancis hingga menarik diplomatnya dari negeri kangguru karena merasa dikhianati.

Demi menenangkan Indonesia, mantan KASAL Australia (Australia Chief of Navy) Vice Admiral Michael Noonan saat mengunjungi Bakamla RI, pada 11 Januari 2022 lalu sampai menjelaskan soal kapal selam nuklir yang akan dibuat negaranya.

Michael Noonan yang saat itu menjabat sebagai KASAL Australia singgung soal keamanan maritim di kawasan.

Dalam pertemuannya dengan KASAL Australia, Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia juga menyinggung soal AUKUS.

Dia menanyakan soal sasaran strategis dan implementasi dari Pakta Keamanan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS) dalam membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Menanggapi pertanyaan tersebut KASAL Australia menjelaskan bahwa kemitraan keamanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS) bukan pakta pertahanan.

Dikatakan jika AUKUS merupakan wadah yang memungkinkan ketiga negara berbagi teknologi dan kemampuan dengan baik.

Dia mengatakan bahwa dalam lingkup strategis yang berubah cepat, maka partisipasi Australia dalam AUKUS akan memperkuat kemampuan pihaknya.

KASAL Australia juga menyebut jika kesepakatan ini tidak mengubah komitmen Canberra terhadap Indonesia untuk saling bekerja sama dalam menjaga keamanan laut kawasan.

“Kami berkomitmen untuk terus mendorong kawasan yang damai dan aman dengan ASEAN sebagai pusatnya.

Walaupun kapal selam ini akan bertenaga nuklir, kapal selam ini tidak akan membawa senjata nuklir,” kata Vice Admiral Michael Noonan, dikutip Zonajakarta.com dari bakamla.go.id.

Namun Rusia justru menganggap kapal selam nuklir yang dibangun AUKUS tidak akan mendatangkan kedamaian bagi NKRI.

Dikutip Zonajakarta.com dari TASS, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyova mencontohkan, kemitraan keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS) menyebabkan kekhawatiran Moskow di kawasan Samudra Hindia dan Pasifik.

Duta Besar Rusia menganjurkan untuk tidak menciptakan garis perpecahan di kawasan seperti yang dilakukan AS dan sekutunya.

Indonesia, negara pertama yang langsung mengecam rencana Australia bersama Amerika Serikat (AS) dan Inggris dalam AUKUS untuk membangun kapal selam nuklir kini dapat dukungan dari Rusia.

Bak tak ingin kalah dengan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia yang kerjasama dalam AUKUS, Rusia juga mengaku siap membantu Indonesia jika ingin mengembangkan teknologi nuklirnya.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun Instagram @lembagakeris yang memposting sebuah unggahan pada 10 Januari 2022 lalu.

“Dubes Lyudmila juga menyatakan bahwa Russia siap membantu Indonesia dengan teknologi yang dimiliki apabila berkeinginan untuk mengembangkan energi nuklir,” tulis akun @lembagakeris

Nampaknya hal itu disampaikan Lyudmila Vorobieva, Dubes Rusia untuk Indonesia saat melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu media nasional Indonesia.

“Wawancara ekslusif Ibu Duta Besar Lyudmila #Vorobieva kepada Tempo Magazine tentang hubungan ekonomi dan pertahanan Rusia-Indonesia serta situasi di perbatasan dengan Ukraina,” tulis akun Instagram resmi Kedutaan Besar Rusia @rusemb_indonesia pada 10 Januari 2022.

Tawaran Rusia ini tentu sangat menggiurkan jika Indonesia ingin ikut dalam “perlombaan senjata” istilah yang digunakan Indonesia saat memprotes pengumuman AUKUS soal kapal selam nuklir Australia.

Rusia rupanya tak mengingkari janjinya.

Presiden Vladimir Putin punya niat kembangkan teknologi nuklir di tanah air usai Presiden Jokowi mengunjungi negaranya.

Putin mengatakan rencana tersebut memiliki potensi tinggi, mengingat banyaknya perusahaan Rusia yang berada di Indonesia.

“Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada kepentingan dalam pengembangan energi nuklir nasional,” ucap Putin, dikutip dari laman resmi Presiden Rusia, kremlin.ru, Jumat, 1 Juli 2022.

“Rosatom State Corporation, (misalnya), yang memiliki pengalaman dan kompetensi unik dengan teknologi tanpa analog di dunia, siap untuk berpartisipasi dalam proyek bersama (Indonesia),” ucapnya lagi.

Partisipasi ini, Putin melanjutkan juga bisa disalurkan bagi penggunaan energi teknologi non-nuklir, seperti dalam bidang kedokteran dan pertanian.

Diucapkan langsung oleh Putin, Rusia mengaku takkan main-main dengan rencana peningkatan kerja sama tersebut.

Selain nuklir, Putin juga mementingkan penciptaan zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia. (ZonaJakarta)

Komentar