Tips Mengemudi Saat Hujan, Perhatikan 3M!

Berita, Tips & Trik1021 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Innova Community menyebarkan kampanye keselamatan berkandara di jalan terutama ketika mengemudi saat hujan. Kampanye yang digaungkan pun dengan cara unik, yaitu menghindari melakukan 3M. Apa saja itu?

Istilah 3M dimasa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini banyak digaungkan. Tujuannya demi menghindari diri sendiri maupun orang lain dari tertular virus yang menyerang saluran pernapasan itu. 3M diartikan sebagai Memakai masker, Mencuci sabun dengan air mengalir atau cairan sanitizer, dan Menjaga jarak.

Namun bagi Innova Community (IC) 3M juga berarti hal-hal yang perlu dihindari untuk tetap bisa selamat di jalan raya terutama ketika mengemudi saat hujan. Pesan ini disampaikan komunitas Toyota Kijang Innova tersebut karena belakang ini sejumlah daerah di Indonesia selalu diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Tentunya ini akan mempengaruhi gaya berkendara di jalan raya.

Berikut ini adalah kampanye keselamatan di jalan raya ala Innova Community ketika mengemudi saat hujan dengan cara menghindari 3M.

mengemudi saat hujan lebat

1. Mengabaikan Kondisi Ban

Ban adalah komponen paling penting ketika sebuah kendaraan melaju. Sayangnya banyak pengemudi yang mengabaikan kondisi ban. Kalau ban belum kempis, bocor, atau robek, maka ban tidak pernah mendapat perhatian.

Padahal kondisi ban harus rutin diperiksa minimal sesaat sebelum berkendara di pagi hari. Pastikan telapak ban masih cukup tebal, tekanan angin sudah sesuai dengan rekomendasi pabrikan, dan kondisi ban belum menemukan gejala keausan. Ban yang berkualitas akan menjadi sangat penting jika melintas pada permukaan jalan yang basah akibat hujan.

Tips mengemudi saat hujan lebat

Kemudian kenali juga tipe ban mobil yang berbeda-beda. Misalnya ban tipe AT, MT, HT, atau ban semi slick. Karena tiap-tiap jenis ban ini punya penggunaan untuk situasi dan kondisi jalan yang berebda pula. Dan terakhir jangan lupa perhatikan batas kecepatan maksimum yang bsia ditopang oleh ban. Batas ini tertera dari kode yang ada pada dinding ban.

2. Menyetir Agresif

Kecelakaan di jalan raya apalagi ketika mengemudi saat hujan sering terjadi akibat kondisi pengemudi yang agresif. Agresif disini adalah memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan bermanuver diantara kendaraan lainnya.

Padahal ketika hujan turun, dianjurkan untuk mengurangi kecepatan mobil mengingat traksi antara ban dan jalan akan berkurang.

“Saat kecepatan tinggi traksi ban bisa hilang atau berkurang, mobil bisa oversteer atau understeer yang tidak terkendali,” ujar Marcell Kurniawan konsultan Real Driving Course (RDC) dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/01/2021).

3. Menyalakan Lampu Hazard

Mungkin inilah tindakan yang paling sering dilakukan ketika mengemudi saat hujan, tertutama apabila hujan turun dengan sangat lebat dan menimbulkan kabut. Padahal dengan menyalakan lampu hazard malah membahayakan pengendara lain.

Ketika berkendara di tengah guyuran hujan lebat, komunitai antara And adnegan pengendar alain cuma terbatas melalui lampu. Maka ketika memasang lampu hazard, saat akan manuver ke kiri atau kanan, pengendara lain tidak akan bisa melihat lampu sein mana yang menyala.

Pada kondisi ini akan muncul risiko besar yang menyebabkan terjadinya tabrakan. Sebagai pengganti lampu hazard, cukup nyalakan foglamp dan lampu utama saja. (Cintamobil.com)