BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

Nasional1936 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 22-23 Agustus2023.

Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0 ±1% pada sisa tahun 2023, dan 2,5 ±1% pada 2024.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 Agustus 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day reverse repo rate sebesar 5,75%, suku bunga deposit facility tetap 5,00%, dan suku bunga lending facility tetap 6,50%,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Perry menjelaskan, fokus kebijakan moneter diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai rupiah untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

“Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, kebijakan makroprudensial longgar juga terus diarahkan untuk memperkuat efektifiats pemberian insentif kepada perbankan, guna mendorong kredit perbankan dengan fokus hilirisasi, kredit perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif dan hijau,” ujarnya.

Perry menambahkan, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran juga terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital. Penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran tersebut diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Perry menegaskan, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis. Koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah juga dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Selain itu, sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan, mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.

Perry menyampaikan, saat ini tekanan inflasi terus menurun dan semakin terkendali dalam sasaran 3,0±1%. Inflasi IHK Juli 2023 tercatat 3,08% year-on-year (yoy), menurun dari inflasi Juni 2023 yang sebesar 3,52% yoy. Penurunan inflasi terjadi di seluruh kelompok. Inflasi inti turun menjadi 2,43% yoy. Kelompok volatile food bahkan deflasi sebesar 0,03% yoy, sedangkan inflasi kelompok administered prices turun menjadi 8,42% (yoy).

“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024,” tutur Perry.

Perry menambahkan, perekonomian Indonesia juga tumbuh kuat didukung oleh permintaan domestik. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 tercatat sebesar 5,17% yoy, meningkat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,04% yoy.

Hasil positif ini ditopang oleh pertumbuhan positif dari hampir seluruh komponen pengeluaran dan lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23%. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencerminkan aktivitas investasi dan realisasi pembangunan infrastruktur pemerintah tumbuh 4,63%.

Kemudian, konsumsi pemerintah tumbuh 10,62%. Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor juga tumbuh positif, terutama didukung oleh sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 15,28%. (BeritaSatu)

Komentar