Ramai Bully Guru usai Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Kemendikbud Sebut Study Tour Tetap Perlu

Nasional2016 x Dibaca

Riau, Karosatuklik.com – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nunuk Suryani, turut prihatin atas hujatan yang menimpa para guru di SMK Lingga Kencana, Depok atas kecelakaan study tour yang terjadi di Subang beberapa waktu lalu.

Menurut Nunuk, sebenarnya bukan guru yang harus disalahkan dalam kasus ini. Sebab, mereka hanya menjalankan tugasnya untuk mendidik siswa melalui proses pembelajaran dalam study tour.

“Jadi beberapa hari terakhir ini saya membaca berita di media sosial atau berita-berita mainstream banyak yang mem-bully guru terkait dengan masalah study tour yang berawal dari adanya kecelakaan study tour di SMK Lingga Kencana di Depok. Saya mau meluruskan, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan guru adanya study tour ini,” katanya di Batam pada Jumat, 17 Mei 2024.

Kegiatan study tour sebenarnya bukan sekadar wisata, melainkan memiliki tujuan pembelajaran yang penting bagi siswa. “Ketika kita bisa mengajak siswa datang ke tempat yang sesungguhnya, itu bisa memberikan pengalaman belajar mendekati 80 sampai 90 persen daripada kita melihat video atau bacaan.”

Selain itu, Nunuk mengatakan bahwa study tour juga dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan kolaborasi, pemecahan masalah, komunikasi, dan kecakapan abad 21 lainnya pada siswa. Semua keterampilan itu, lanjut Nunuk, tak bisa didapatkan melalui pembelajaran di dalam kelas saja.

Mantan guru ini pun menyoroti pentingnya peran guru dalam mendampingi siswa saat study tour untuk memastikan keamanan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Sayangnya, lanjut Nunuk, guru sering disalahkan ketika terjadi insiden dalam study tour, padahal seringkali bukan karena faktor guru.

Dia menekankan perlunya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk setiap kegiatan study tour, dengan koordinasi antara sekolah, guru, dan orang tua siswa. Dengan demikian, study tour dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi siswa dalam proses pembelajaran mereka.

“Bagi guru-guru di luar sana, tetap semangat, bahwa memang dalam setiap melaksanakan tugas itu ada resiko. Kami berkabung berduka cita karena bukan hanya siswa yang meninggal, guru-guru kita pun ada juga yang meninggal pada saat menjalankan tugas, itu juga pukulan berat bagi guru,” tuturnya. (Tempo.co)

Komentar