Jakarta, Karosatuklik.com – Berpuluh-puluh tahun kapasitas produksi bahan bakar minyak (BBM) kilang minyak Indonesia tidak bertambah, padahal kebutuhannya terus naik tiap tahun. Namun, di pertengahan tahun ini, kapasitas kilang minyak Indonesia akan bertambah! Pertama setelah berpuluh tahun.
Sabtu (8/1/2022), Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, yang lokasinya di samping kilang minyak Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur.
Megaproyek RDMP kilang Balikpapan ini memiliki nilai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 100 triliun.
Dari pantauan CNBC Indonesia di lokasi, proyek ini memang sangat besar. Berdiri di atas lahan ratusan hektar, proyek ini disebut Nicke merupakan proyek infrastruktur dengan nilai terbesar di Indonesia pada saat ini.
Proyek RDMP kilang Balikpapan ini ditargetkan rampung pada Oktober 2023. Saat ini kapasitas kilang Pertamina di Balikpapan adalah 260 ribu barel per hari, dan pada akhir 2023 bakal naik menjadi 360 ribu barel per hari.
Dari jumlah tersebut, kilang ini akan menghasilkan 319 ribu barel BBM per hari. Kemudian sisanya adalah produk LPG dan petrokimia berupa propylene.
Dalam kesempatan itu, Nicke menceritakan betapa sulitnya membangun kilang di Balikpapan. Selain dihadang pandemi Covid-19, kilang RDMP ini dibangun tanpa menghentikan kilang yang ada. Pendemi Covid-19 sempat menyulitkan kiriman pasokan bahan baku kilang dari luar negeri. “Karena ada negara asal bahan baku yang lockdown,” kata Nicke.
“Kami membangun kilang ini tanpa menghentikan kilang yang ada di tempat yang sama. Karena kalau kilang yang ada berhenti, maka kita harus mengimpor 260 ribu barel per hari. Jadi tingkat kesulitannya tidak boleh setop beroperasi sepanjang proyek.”
“Ini seperti memperbaiki kereta dan menambah gerbong sambil keretanya jalan,” papar Nicke yang menjabat sebagai Dirut Pertamina sejak 2018 ini.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono, mengatakan lewat RDMP ini, maka kualitas bensin yang akan dihasilkan di kilang ini akan naik dari EURO II menjadi EURO V yang lebih ramah lingkungan.
Soal biaya proyek, Djoko mengatakan, berkat dukungan Nicke sebagai Dirut holding Pertamina, biaya bisa ditekan dari US$ 9 miliar menjadi US$ 7 miliar, alias hemat Rp 28 triliun lebih.
Caranya, dengan mengubah struktur biaya dari minyak bumi yang bisa diolah di kilang ini. Sebelumnya hanya beberapa jenis minyak bumi saja yang bisa diolah kilang ini.
Namun di proyek baru tersebut, jenis minyak bumi yang bisa diolah diperluas, sehingga bisa dicari jenis minyak yang harganya murah.
“Proyek RDMP Balikpapan bakal menyerap 19.500 tenaga kerja saat puncak proyek di Agustus 2022. Dari biaya US$ 7 miliar, penyerapan komponen dalam negerinya mencapai 30-35%,” kata Djoko.
Sebenarnya, proyek kilang yang paling cepat akan rampung dan memberikan tambahan kapasitas produksi adalah RDMP kilang Balongan.
“Ada tambahan Kilang Balongan dari 125 barel per hari menjadi 150 barel per hari di April 2022. Ini setelah sekian puluh tahun kita tidak nambah-nambah kilang,” ujar Nicke.
Sebelumnya pada 28 Desember 2021, PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) sebagai pengelola RDMP Balikpapan resmi melakukan pemasangan Regenator pada unit RFCC.
Direktur Utama PT KPB, Feri Yani, mengatakan regenerator tersebut berfungsi untuk meregenerasi katalis yang telah bereaksi dengan hidrokarbon dalam reaktor RFCC.
Regenerator tersebut diproduksi oleh Hyundai Heavy Industries Korea. Adapun RFCC atau Residual Fluid Catalytic Cracking merupakan unit di kilang yang berperan meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
Dengan revamping yang dilakukan, proyek RDMP Balikpapan diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas pengolahan crude (minyak mentah) agar mampu mengolah crude yang lebih sour. Proyek RDMP akan menjadi salah satu proyek terbesar Pertamina yang memiliki spirit untuk menyokong ketahanan energi negeri.
Pemasangan regenerator pada unit RFCC berkontribusi terhadap progres positif RDMP Balikpapan yang minggu ke-3 Desember 2021 telah mencapai 46,24 persen. Feri Yani memastikan seluruh proses konstruksi RDMP Balikpapan dilakukan dengan standar HSSE yang ketat.
Selain itu, nantinya RDMP Balikpapan diproyeksikan untuk menghasilkan produk setara Euro V yang lebih ramah lingkungan. (R1/CNBCIndinesia)