Inspiratif! Edy Suranta Ginting, Pelukis Asal Karo yang Sulap Sampah Jadi Lukisan Bernilai 200 Juta

Bogor, Karosatuklik.com – Plastik bekas pakai umumnya akan menjadi limbah dan menumpuk di tempat sampah. Jika pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik, sampah-sampah plastik hanya akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Bahkan limbah plastik kini telah menjadi masalah serius bagi lingkungan. Namun, di tangan seorang seniman asal Medan, sampah-sampah plastik dimanfaatkan dan dikelola menjadi sebuah karya seni yang menakjubkan.

Dia adalah Edy Suranta Ginting, seniman yang menyulap limbah plastik menjadi lukisan keren. Ya, jika bagi masyarakat umum plastik bekas pakai hanya akan dijadikan sampah, di tangan Edy sampah plastik bisa jadi lukisan bernilai tinggi.

Inspiratif, Kreatif dan Produktif

Melalui video di akun TikTok-nya, dan Faceboknya, Edy Kerap membagikan aksinya mengolah sampah-sampah plastik yang kerap berserakan di jalan menjadi lukisan indah.

Awalnya Edy akan membuat sketsa dari lukisan yang hendak dia buat, selanjutnya Edy akan menempelkan sampah-sampah plastik sedemikian rupa hingga menjadi lukisan yang menakjubkan.

Atas aksinya yang kreatif dan inspiratif ini tak jarang video Edy yang lantas menjadi viral dan mencuri perhatian publik. Edy bahkan kerap muncul di layar kaca.

Bagi Anda yang penasaran, berikut salah satu video proses pembuatan lukisan dari sampah plastik yang dilakukan Edy.

Karya buatan Edy ini juga tak jarang mendapat pujian dari warganet. Banyak yang menganggap bahwa Edy tak hanya menciptakan karya unik dan menakjubkan tapi juga membantu lingkungan dari limbah plastik. Tak sedikit juga yang menganggap bahwa Edy layak untuk viral. Inspiratif, kreatif dan produktif.

Edy Suranta Ginting, Pelukis Asal Karo yang Sulap Sampah Jadi Lukisan Bernilai 200 Juta

Edy Suranta Ginting pelukis asal Karo yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, hidup, seni dan edukasi terutama dalam hal pengolahan dampak sampah, berhasil menyulap sampah-sampah plastik menjadi lukisan bernilai jutaan rupiah.

Pemuda kelahiran Tanah Karo ini sukses mengubah sampah plastik menjadi karya seni lukisan yang bernilai tinggi, bahkan hingga menembus pasar luar negeri.

“Awal saya melukis, dulu saya ada sponsor dari Berlin, Jerman dan membawa semua lukisanku ke Eropa. Sudah hampir semua negara Mexico, Kanada, Alabama, Swiss, Australia. Ini karena volunteer lingkungan yang berkaitan dengan saya rata-rata bule (orang asing) semua. Kalau untuk lukisan termahal itu pernah terjual 10.000 euro atau Rp 170 juta,” ujar Edy.

Perjalan Edy dalam dunia melukis sudah berlangsung sejak 2016 lalu. Dimana, saat ia melukis hanya mengandalkan kreativitas yang dimiliki, tanpa mengenyam pendidikan formal seni.

Namun, lewat kreativitas tersebut, dia membuat dua tipe lukisan: idealisme dan pesanan. Dua tema tersebut tentu memiliki perbedaan yang mencolok. Edy menjelaskan, untuk lukisan pesanan, biasanya para pemesan kerap memesan lukisan wajah berbahan dasar sampah plastik.

Bahakan sebagian hasil lukisan itu pun ia alokasikan untuk membantu aksi-aksi kemanusiaan, hingga membelikan atribut sekolah untuk anak-anak di pedalaman Indonesia. “Kalau lukisan pesanan, kan gak perlu pakai ide. Jadi, saya alokasikan ke anak pedalaman,” jelasnya.

Sementara itu, untuk lukisan idealismenya cenderung mengangkat tema-tema sosial yang lebih banyak diminati oleh orang-orang pecinta seni. Tak jarang para pecinta seni kerap membayar mahal lukisan idealisme yang dibuat oleh Edy.

“Kalau style saya sebenarnya suryalisme. Itu lebih ke imaginasi, misalnya saya cari judul dulu, kemudian saya pecah menjadi visualisasi. Penyampaian ke arah sosial. Orang bule suka dengan style ini dengan memberikan kreativitas ke pelukisnya. Jadi tak heran jika beli dengan harga ratusan juta itu bukan hal luar biasa,” tuturnya. (Sumber: Correcto.id)