Phnom Penh, Karosatuklik.com – Elephant Hall 2, Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, yang menjadi lokasi pertandingan bola basket pada Minggu, tampak lebih ramai dihiasi para penonton dengan mengenakan atribut bernuansa Merah Putih.
Para pemangku kepentingan, seperti Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2023 Lexyndo Hakim, hingga Menteri BUMN yang juga FIBA Central Board Member Erick Thohir ada di lokasi tersebut.
Mereka datang untuk menyaksikan pertandingan timnas bola basket putri Indonesia yang melakoni laga terakhir melawan Singapura.
Pertandingan ini menjadi penting dalam misi menyempurnakan medali emas dengan enam kemenangan beruntun atau sapu bersih.
Hasilnya sesuai harapan. Indonesia menang atas Singapura dengan skor 86-39. Kemenangan ini menjadi penyempurna, karena sehari sebelumnya Indonesia memang telah dipastikan menjadi juara.
Dengan enam kemenangan secara beruntun dalam persaingan yang menggunakan format setengah kompetisi ini menegaskan bahwa Indonesia adalah tim terkuat saat ini di Asia Tenggara.
Kemenangan penting Merah Putih diraih ketika berhasil mengalahkan tiga tim kuat, seperti Filipina yang menjadi juara dalam dua edisi SEA Games sebelumnya XXX/2019, dan XXXII/2021 tahun lalu di Vietnam. Kemudian Malaysia dan Thailand yang kerap menjadi momok bagi tim Indonesia.
Semuanya terlewati dengan baik. Semua pemain bermain solid mengalahkan satu persatu pesaing. Bila dirinci, perjalanan Indonesia dimulai dengan mengalahkan Vietnam pada Selasa (9/5) dengan skor 67-62.
Satu hari setelahnya, skuad Merah Putih menang tipis atas Thailand 70-69. Pada Kamis (11/5), giliran Malaysia yang menjadi korban ketangguhan Indonesia dengan mengunci kemenangan 85-57.
Indonesia kemudian mengalahkan tim kuat Filipina dengan skor 68-89. Kemarin, giliran Kamboja dengan skor 100-54, sebelum akhirnya Indonesia mengalahkan Singapura 86-39.
Persiapan matang
Pada SEA Games 2023, Indonesia turun dengan komposisi terbaik. Di bawah asuhan pelatih asal China Lin Chin-Wen, skuad Merah Putih terus berlatih dan melakukan serangkaian uji coba, termasuk di Taiwan.
Seperti diketahui, di Indonesia saat ini liga bola basket putri tidak berjalan. Ini menjadi tantangan tersendiri karena skuad butuh jam terbang. Namun dengan segala keterbatasan tersebut, mereka tetap berjuang hingga akhirnya membuahkan hasil.
Pemain yang turun pada SEA Games 2023 tidak berubah signifikan dari sebelumnya di SEA Games XXXI/2021 Vietnam. Dari 12 nama yang dibawa ke Kamboja, hanya ada tiga nama anyar.
Mereka adalah Dewa Ayu Made Sriartha, Peyton Whitted, dan Priscilla Karen yang menggantikan posisi pemain pada edisi sebelumnya, yaitu Mega Nanda Perdana Putri, Angelica Jennifer Candra, dan Gabriel Sophia.
Khusus untuk Ayu, pada SEA Games 2021 di Vietnam masuk skuad Timnas 3×3 putri dan menyumbang medali perunggu bersama dengan Adelaide Wongsohardjo, Kimberley Pierre-Louis, dan Nathania Orville.
Sisanya adalah wajah lama, yakni Adelaide Callista Wongsohardjo, Agustin Elya Gradita Retong, Clarita Antonio, Yuni Anggraeni, Dyah Lestari, Henny Sutjiono, Kadek Pratita Citta Dewi, Kimberley Pierre-Louis, dan Nathania Claresta Orville.
Dengan kata lain, permainan skuad Indonesia memang sudah klop sejak lama. Terbukti mereka berhasil menyabet medali emas untuk kali pertama dalam sejarah bola basket putri di SEA Games 2023.
Prosesnya memang panjang. Selepas di Vietnam, mereka langsung bergegas mempersiapkan diri menghadapi SEA Games 2023 di Kamboja.
Pelatih Lin Chi-Wen juga mengatakan bahwa semangat juang para pemain Indonesia luar biasa.
Bagi Lin Chi-Wen, emas memang penting, tetapi proses panjang di baliknya yang menentukan. Karena itu ia menyampaikan terima kasih untuk semua yang mendukung, terutama pemain, karena sebagai pelatih ia cukup keras kepada mereka. Meskipun demikian, para pemain itu mau menjalaninya. Keringat dan rasa lelah sangat terasa setiap mereka menjalani latihan.
Mereka juga dinilai lebih bijak dalam bermain dan begitu ketat. Sikap yang patut mendapat apresiasi adalah pemain naturalisasi Indonesia yang bermain begitu baik dan bekerja keras.
Panantian panjang
Sejak bola basket dipertandingkan pada SEA Games 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia, prestasi terbaik tim putri Indonesia sebelumnya adalah meraih tiga perak dan lima perunggu.
Perak diraih masing-masing pada SEA Games 1991 di Quezon City (Filipina), kemudian pada 2015 di Singapura, dan 2021 di Hanoi (Vietnam).
Sementara untuk perunggu, masing-masing pada SEA Games 1979 di Jakarta, 1989 di Kuala Lumpur (Malaysia), 1997 di Jakarta, 2017 di Kuala Lumpur (Malaysia), dan 2019 di Filipina.
Bola basket putri pada pesta olahraga dua tahunan di ASEAN didominasi Malaysia yang telah meraih 13 medali emas, kemudian Thailand dengan lima emas, dan Filipina mengantongi dua medali emas.
Butuh perjalanan panjang, hingga akhirnya lagu Indonesia Raya berkumandang dan Merah Putih berkibar melalui tim bola basket putri di ajang ini.
Hasil ini juga sekaligus momentum untuk kebangkitan bola basket putri di Indonesia yang selama ini seperti mati suri karena tidak ada liga yang berlangsung. Kondisi itu berbeda dengan tim basket putra.
Kapten tim Henny Sutjiono mengatakan hasil ini juga menjadi modal penting untuk menuju level berikutnya. Karena dia dan tim berusaha lebih keras lagi untuk menuju ajang di level berikutnya, seperti berjuang di SEA Games selanjutnya dan juga di Asian Games. Karena itu, harus ada liga yang bergulir.
Pun demikian dengan Ayu yang berharap prestasi kali ini bisa terus berlanjut. Ia menyampaikan tidak bisa berkata kata-kata untuk raihan prestasi ini, kecuali bersyukur karena semua prestasi ini adalah yang diimpikan. Tim basket puteri Indonesia akhirnya bisa merebut emas di SEA Games 2023.
Keberhasilan tim putri juga mengikuti jejak tim putra yang tahun lalu pada SEA Games 2021 di Vietnam mencetak sejarah dengan meraih medali emas pertama.
Pada SEA Games 2023 di Kamboja, tim putra masih berjuang untuk bisa mempertahankan medali emas tersebut. (Antara)
Komentar