“Jalur Perlanja Sira” Kini Semakin Ramai

Berita4166 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Jalur alternatif Kabupaten Karo dan Langkat yang membelah kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sepanjang sekitar 4,5 kilometer terlihat setiap hari sudah ramai dilintasi oleh berbagai jenis kendaraan.

Seperti amatan wartawan, Kamis petang (15/10/2020), puluhan pengemudi mobil jenis minibus hingga pengendara sepeda motor, tampak ramai melintasi jalan penghubung antara Kabupaten Karo – Binjai – Langkat dan tersambung ke tol Binjai – Medan hingga bandara KNIA Deliserdang.

Menurut salah seorang warga desa desa Telagah, Kecamatan Sei Binge Kabupaten Langkat, Indra S Pandia, kami sungguh bergembira dan mengapresiasi semua pihak, baik Pemkab Karo, Pemkab Langkat, DPRD Langkat dan DPRD Karo, serta Pemprovsu dan DPRD Provinsi Sumatera Utara, karena proyek peningkatan jalan yang sudah puluhan tahun menjadi impian warga Kabupaten Karo dan Langkat akhirnya terkabul, sebutnya.

Setiap hari jalan ini sudah ramai dilewati oleh berbagai jenis kendaraan, maupun sepeda motor. Banyak yang datang dari Binjai dan Langkat bersilaturahmi (mburo ate tedeh-bahasa Karo) dengan keluarganya di Kabupaten Karo maupun mengunjungi sejumlah objek wisata seperti, Berastagi, “negeri diatas awan” Siosar, Taman Simalem Resort (TSR), Hot spring Raja Berneh dan Tongging.

Demikian juga sebaliknya, banyak yang datang dari arah Kabupaten Karo ke Langkat maupun ke Binje dan melanjutkan perjalanannya ke Medan. Bahkan jalan tembus Karo – Langkat akan mendukung bagian utara Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Kabupaten Langkat memiliki potensi wisata alam yang sangat beragam dan menarik untuk dinikmati. Potensi wisata alam di Kabupaten Langkat sangat beragam terdiri dari air terjun jodoh Semelir, pemandian sungai, arung jeram, tracking hutan, gua alam seperti kawasan Bukit Lawang, Gua Batu Rizal, Tangkahan serta wisata bahari seperti Tanjung Apek Kuala Serapuh dan Tanjung Kerang.

“Keanekaragaman objek wisata Kabupaten Karo yang sudah cukup dikenal di nusantara dan mancanegara bisa dipaketkan dengan objek wisata Kabupaten Langkat, sehingga akan menambah variasi panorama kawasan wisata bagian utara Danau Toba, otomatis geliat wisata akan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat ke dua kabupaten bertetangga yang memiliki hubungan historis itu,” jelasnya.

Selain itu, jalur tersebut (Karo – Langkat) juga sangat membantu evakuasi pengungsi Sinabung bila sewaktu waktu Gunung Sinabung ‘mengamuk’ lagi, tutur Indra S Pandia.

Mulusnya Jalan Karo - Langkat.
Mulusnya Jalan Karo – Langkat. Karosatuklik.com/Robert Tarigan

Hal yang sama dikatakan salah seorang warga desa Kutarayat Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Rudi Bangun. “Kemacetan parah dan kepadatan jalan Medan – Kabupaten Karo yang kerap terjadi akan terurai dengan selesainya jalan tembus Karo – Langkat, terbukti jelang pergantian tahun kemarin, jalan nasional Medan – Berastagi, untuk pertama kalinya tidak mengalami kemacetan, sungguh luar biasa.

“Padahal, sebelumnya masyarakat yang mau melintasi jalan yang menjadi langganan macet dan kerap longsor itu sudah trauma, akibat sering terjebak kemacetan,” ujar Rudi Bangun.

Dibukanya jalur penghubung yang menjadi jalan alternatif yang sangat strategis itu, yakni antara desa Kuta Rayat (Kabupaten Karo) – desa Telagah (Kabupaten Langkat) akan meningkatkan perekonomian masyarakat yang berbatasan yang juga memiliki sejarah historis yang pada zaman tempo dulu dikenal jalur “perlanja sira”. Sebab, terbuka jalur distribusi barang dan manusia yang relatif lebih cepat dan murah, ungkap Rudi Bangun.

Buktinya, sepanjang jalan ini, khususnya di seputaran desa Kutarayat dan Telagah, Pamah dan lainnya sudah ramai pedagang-pedagang minuman, makanan dan buah. Demikian juga pelaku-pelaku wisata lokal yang mengandalkan keindahan alam, semua kecipratan rezeki dari jalan tembus Karo-Langkat, imbuh Rudi Bangun.

“Bahkan tidak sedikit, warga yang sedang melintas di jalan Karo – Langkat, berhenti di pinggir jalan, sambil berselfi ria, makan bersama keluarga dan menikmati udara sejuk kawasan TNGL,” katanya.

Cor Beton

Namun demikian, harap Rudi Bangun, kedepan Pemprovsu melalui Dinas Bina Marga dan Konstruksi Sumatera Utara agar menyikapi jalan dengan pemasangan rambu-rambu jalan termasuk lampu penerangan jalan umum (LPU) sekaligus pentingnya pembangunan cor beton di kiri kanan badan jalan sepanjang jalan di kawasan TNGL khususnya di sejumlah tikungan-tikungan yang tajam, menanjak maupun turunan, sehingga pengendara bisa nyaman melintas, harapnya. (R1)