Jokowi Ungkap Pentingnya Kesiapan SDM Kesehatan Hadapi Bonus Demografi

Kesehatan2209 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap pentingnya komitmen pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional dalam rangka memaksimalkan potensi bonus demografi Indonesia pada 10-15 tahun mendatang.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Harapan Kita, Jakarta, pada Senin (6/5/2024).

“Sudah sering saya sampaikan bahwa 10-15 tahun yang akan datang kita bonus demografi. 68% penduduk usia produktif kita itu kalau bisa menyiapkan akan membawa Indonesia menuju negara maju,” ungkapnya.

Meski demikian, Jokowi menyebut potensi bonus demografi itu bisa jadi percuma apabila tidak diimbangi dengan kesehatan yang baik.

“68% usia produktif itu percuma. Akan percuma kalau kesehatannya tidak baik. Oleh sebab itu betul-betul, mati-matian, kita harus menyiapkan ini, harus merencanakan ini, harus merombak hal-hal yang kurang, harus kita perbaiki semuanya,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan pengamatannya selama beberapa bulan terakhir berkunjung ke berbagai fasilitas kesehatan di daerah untuk memastikan ketersediaan peralatan medis modern seperti MRI, mammografi, dan cath lab. Namun, Presiden mengakui tantangan terbesar adalah kekurangan dokter spesialis, terutama di provinsi-provinsi kepulauan.

“Selalu keluhan di daerah, utamanya di provinsi-provinsi kepulauan selalu adalah dokter spesialis yang tidak ada. Ini menjadi PR besar kita menurut saya karena rasio dokter berbanding penduduk kita, saya juga kaget, saya tadi pagi baru baca 0,47 dari 1.000,” paparnya.

Jokowi pun menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, saat ini Indonesia berada di peringkat 147 dunia dan peringkat 9 di ASEAN terkait jumlah dokter yang ada.

“Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya. Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di kabupaten, kota, sudah sampai di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialis yang tidak ada,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antara fakultas kedokteran dan rumah sakit. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam laporannya menyebut saat ini terdapat 24 fakultas kedokteran dan ada 420 rumah sakit di Indonesia.

“Dua mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya, dengan standar-standar internasional,” tutur mantan Wali Kota Solo itu.

Jokowi pun berharap kelengkapan alat-alat kesehatan di rumah sakit atau puskesmas di berbagai daerah Indonesia dapat segera terlaksana. Hal tersebut penting agar kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dapat terjamin dan Indonesia dapat melompat menjadi negara maju.

“Betul-betul semuanya terlaksana dan bonus demografi 68% usia produktif tadi betul-betul bermanfaat bagi negara ini untuk melompat maju, kita menjadi negara maju dengan GDP ekonomi yang baik, dengan GDP per kapita yang tinggi sesuai dengan yang dimiliki negara-negara maju,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, turut hadir pula jajan menteri kabinet Indonesia Maju di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (BeritaSatu)

Komentar