Perayaan 133 Tahun Masuknya Injil Kepada Suku Karo di Desa Wisata Rohani Buluh Awar Dihadiri Wakil Bupati Karo, Gubsu, Kapolda dan Ketua DPRD Sumut

Karo3250 x Dibaca

Sibolangit, Karosatuklik.com – Wakil Bupati Karo Theopilus Ginting hadiri Perayaan 133 Tahun Masuknya Injil Kepada Suku Karo di Desa Wisata Rohani Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Deli Serdang, Selasa (18/04/2023).

Perayaan 133 Tahun Masuknya Injil kepada Suku Karo sangat luar biasa, karena mulai dari Wakil Bupati Karo Theopilus Ginting, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kapolda Irjen Pol Panca Putra, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, perwakilan Pangdam I/BB hingga Wakil Bupati Deli Serdang H. Yusuf Siregar hadir bersama di perayaan yang penuh suka cita itu.

Kedatangan Wakil Bupati Karo Theopius Ginting, dan rombongan Gubernur disambut hangat Ketua Umum Pdt Krismas Imanta Barus MTh, LM, Sekretaris Umum Pdt Yunus Bangun MTh, Bendahara Umum Pt Mulia Peranginangin, Ketua Bidang (Kabid) Koinonia Pdt Jennie Elliyani Keliat STh, Kabid Marturia Pdt Dr Kalvinsius Jawak, Kabid Diakonia Pdt Mustika Nusantara Ginting STh, MPsi, Kabid Pembinaan Pdt Christopher Sinulingga MTh, Kabid SDM dan Personalia Pdt Natallidna Tarigan MTh, Kabid Dana dan Usaha Pt Ir Ananta Purba dan Wakil Sekretaris Umum Pt Jetra Sembiring.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Theopilus Ginting mengucapkan terimakasih, atas kesediaan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi beserta jajaran menghadiri peringatan 133 tahun masuknya injil ke Tanah Karo.

Pada acara tersebut warga GBKP memadati Desa Wisata Buluh Awar, Jalan Deleng Tinjau Ketangkuhen, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

Suasana khidmat berpadu dengan suka cita, mengiringi para ratusan jemaat GBKP yang hadir saat itum

Di saat yang sama, Gubsu juga menandatangani piagam Konferensi Emansipatoris Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Protestan Kerk in Netherland.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting juga memberikan sambutannya. Baskami Ginting yang juga seorang Mamre dan jemaat GBKP juga mengucapkan “Selamat kepada Moderamen GBKP dan panitia atas terselenggaranya acara tersebut,”.

Selayang Pandang Sejarah GBKP

Pekabaran Injil pertama ke daerah Karo merupakan jamahan tangan Tuhan untuk menyampaikan berita Keselamatan kepada masyarakat Karo. Kehadiran Pekabar Injil pertama di daerah Karo, dibagi atas dua kurun waktu oleh Lembaga Penelitian dan Studi DGI. Kurun waktu yang pertama disebut masa-masa permulaan, mulai tahun 1890-1906. Kurun waktu yang kedua disebut masa-masa Penanaman dan Penggarapan, mulai tahun 1906-1940.

Masa-masa Permulaan (1890-1906) Pekabaran Injil periode pertama ini diterima masyarakat Karo dengan permusuhan. Masyarakat Karo menentang Belanda karena Belanda mengambil tanah rakyat untuk ditanami tembakau. Orang Karo menunjukkan perlawanannya dengan membakar gudang-gudang tempat menyimpan tembakau pada malam hari, merusak tanaman tembakau dan bahkan mengancam jiwa para pengusaha.

Mr. J.T. Cremer, kepala administrasi Deli Mij, mengumpulkan dana sebanyak f. 30.000,- pertahun, sebagai biaya penjinakan orang Karo dengan cara kristenisasi. Cremer berpendapat bahwa jalan satu-satunya untuk mengamankan perkebunan mereka adalah dengan melembutkan hati orang Karo dengan cara pemberitaan Injil. Kemudian Cremer mengadakan perjanjian dengan Nederlandsche Zending Genoothchac (NZG), sebuah zending yang ada di Negara Belanda untuk mengirim tenaga-tenaga Pekabar Injil ke Deli.

Tanggal 18 April 1890, Pdt. H.C. Kruyt dan Nicolas Pontoh, dari Minahasa, tiba di Belawan untuk penginjilan orang Karo. Mereka memilih desa Buluh Awar menjadi pos pelayanan. Di Buluh Awar, mereka mulai mempelajari bahasa Karo dan adat istiadatnya. Mereka mengadakan pendekatan-pendekatan dengan perbuatan baik untuk menciptakan suasana yang akrab dengan masyarakat setempat dengan tidak jemu-jemu.

Pekabar Injil Pertama, berani mempertaruhkan nyawanya, demi berita Injil untuk orang Karo. Motivasi penginjil NZG untuk menginjili orang Karo jauh melebihi motivasi dari pengusaha-pengusaha perkebunan yang membiayai penginjilan tersebut. Penginjil menghadapi banyak kendala, mulai dari kebencian orang Karo kepada orang Belanda, komunikasi dalam bahasa Karo yang belum mereka pahami, dan juga ancaman keselamatan nyawa mereka. Namun penginjil ini tidak mundur untuk memberitakan berita keselamatan kepada orang Karo.

Pada masa permulaan penginjilan, para penginjil memberikan pelayanan pendidikan umum di lima desa, masing-masing didirikan satu pos pelayanan. Masing-masing sekolah dipimpin oleh Guru Injil dari Minahasa serta mengadakan kerja sama dengan Kepala Desa setempat. Mereka membagi pos-pos sebagai berikut:

  1. Pdt H.C.Kruyt dan Nicolas Pontoh di desa Buluh Awar.
  2. Gr. Injil Benyamin Wenas di desa Salabulan.
  3. Gr. Injil Johan Pinontoan di desa Sibolangit.
  4. Gr. Injil Ricardo Tampenawas di desa Pernengenen.
  5. Gr. Injil Hendrik Pesik di desa Tanjung Baringin. (R1)

Komentar