Kronologi Polisi Jadi Beking Bandar, Jatah Rp1 Juta Per Bulan

Kriminal, Nasional1202 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Sebanyak tiga personel polisi di Surabaya diduga menerima setoran dari bandar narkoba. Mereka kini tengah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Mabes Polri.

“Oknum tersebut menjadi beking bandar narkoba,” ujar Kasat Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya, Ajum Komisaris Besar Polisi (AKBP) Memo Ardian, Rabu (10/3).

Memo menyebut para polisi itu bertindak sebagai pelindung aktivitas peredaran narkoba. Pengungkapan tersebut berawal dari penyelidikan kasus jaringan pemasok narkoba jaringan lintas pulau di Jambi.

Dalam pengungkapan tersebut polisi mengetahui seorang bandar pemesan yang biasa memasok sabu ke beberapa daerah di Jawa Timur bernama Ahmad Taufik (AT). Dari penangkapan AT, polisi kemudian melakukan pengembangan dan menangkap tersangka Ali Usman. Ia merupakan pemasok narkoba di Surabaya.

“Semua itu [kendaraan] dibayar cash [oleh tersangka],” ucapnya.Dari tersangka Ali Usman, polisi mengamankan 42 butir ekstasi, dua bungkus sabu seberat 1,61 gram sisa hasil penjualan, serta uang tunai Rp198 juta, satu mobil Honda Brio, satu mobil Outlander, kemudian kendaraan sepeda motor vespa.

Kemudian dari hasil penyelidikan Ali Usman, lalu terungkap ada keterlibatan anggota polisi yang kerap menerima setoran rutin darinya.

“Dari keterangan Ali, ada beberapa yang memang kami tidak bisa menutupi, ada keterlibatan beking oknum petugas,” katanya.

Berdasarkan pengakuan Ali, sejumlah polisi tersebut meminta jatah preman kepadanya rutin, dengan setoran bernilai Rp500 ribu hingga Rp1juta tiap bulannya.

Meski demikian Memo tak mengungkapkan dari satuan mana tiga personel polri yang terlibat menerima setoran tersebut berasal.Memo menegaskan, Polrestabes Surabaya berkomitmen akan memproses dugaan ini secara profesional.

Menurutnya siapa yang menjadi pelanggan atau backing para tersangka adalah penghianat.

“Kami tetap komitmen penjahat atau penghianat berkaitan dengan narkoba harus dihabiskan. Karena narkotika membuat masa depan bangsa kita berantakan,” ucap dia. (cnnindonesia.com)